Sabtu, 21 November 2009

KONSEP WILAYAH DAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

KONSEP WILAYAH

DAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN


KONSEP WILAYAH

Menurut Cressey, wilayah (region) merupakan nkeseluruhan dari lahan, air, udara dan manusia dalam hubungan yang saling menguntungkan (suatu kesatuan esensial antara ciri-ciri fisik dan ciri-ciri budaya). Setiap region merupakan satu keutuhan (entity) yang batasnya jarang ditentukan secara tepat.

  • Konsep wilayah ada dua, yaitu:

1. Wilayah alamiah (natural region)

Konsep ini lebih mengutamakan pada unit alamiah dalam penggambaran wilayahnya.








Gambar 1.1 wilayah alamiah


2. Wilayah Kenampakan Tunggal (Single Feature Region)

Penggoloongan wilayah ini didasarkan pada adanya kenampakan tunggal (single feature region), misalnya kenampakan iklim, vegetasi dan hewan.







Gambar 1.2 Peta Pembagian Wilayah Berdasarkan Kondisi Iklim


A. WILAYAH FORMAL DAN WILAYAH FUNGSIONAL

a. Wilayah Formal

Wilayah formal merupakan suatu wilayah yang statis, seragam, dan tidak aktif. Pada wilayah ini terdapat keseragaman atau kesamaan pada criteria-kriteria tertentu.

Contoh: Wilayah pinggiran atau pedesaan y ang di dalamnya terdapat keseragaman antara petani atau daerah pertanian






Gambar 1.3 keseragaman petani
di wilayah pedesaan




b. Wilayah Fungsional

Wilayah fungsional merupakan suatu wilayah yang dinamis, aktif, dan terbentuk secara terus-menerus oleh dorongan yang mengubahnya. Dalam wilayah fungsional kegiatannya diatur oleh pusat-pusat kegiatan yang saling dihubungkan dengan jalur jalan melingkar (terdapat hubungan fungsional antar pusat kegiatan).

Contoh: Wilayah sentral (pusat kota dan sekitarnya)











Gambar 1.4 Wilayah Sentral (Pusat Kota)

A. PEWILAYAHAN WILAYAH FORMAL DAN FUNGSIONAL

1. Pewilayahan Wilayah Formal

* Tujuan dari pewilayahan formal adalah untuk mengetahui wilayah mana yang homogen (seragam)

* Teknik yang digunakan untuk pendeliniasian wilayah formal adalah metode nilai bobot indeks

* Metode nilai bobot indeks digunakan untuk mendeliniasi wilayah lebih dari satu kriteria

* Contoh metode nilai bobot indeks

Mengetahui wilayah homogen secara ekonomi berdasarkan pendapatan per kapita dan angka pengangguran di wilayah K

Data angka pengangguran dan pendapatan per kapita beberapa

wilayah di kota K

Wilayah

Angka pengangguran

Pendapatan per kapita

A

2 %

Rp 1.000.000,-

B

2 %

Rp 1.000.000,-

C

2 %

Rp 1.000.000,-

D

1 %

Rp 850.000,-

E

2 %

Rp 1.000.000,-

F

3 %

Rp 850.000,-

G

2 %

Rp 950.000,-

H

3 %

Rp 900.000,-

I

4 %

Rp 950.000,-

· Misalnya:

o Bobot untuk setiap % angka pengangguran = 2

o Bobot untuk setiap pendapatan per kapita < style=""> = 1

o Bobot untuk setiap pendapatan per kapita > Rp 1.000.000,- = 2


· Setelah diberi bobot nilai tiap wilayah adalah:

Wilayah

Nilai

A

(2 x 2) + (1 x 2) = 6

B

(2 x 2) + (1 x 2) = 6

C

(2 x 2) + (1 x 2) = 6

D

(1 x 2) + (1 x 1) = 3

E

(2 x 2) + (1 x 2) = 6

F

(3 x 2) + (1 x 1) = 6

G

(2 x 2) + (1 x 1) = 5

H

(3 x 2) + (1 x 1) = 7

I

(4 x 2) + (1 x 1) = 9

· Perhitungan

Nilai rata- rata bobot wilayah Kota K adalah

X = 55 :9

= 6,1

Dengan standart deviasi 0,5, dapat maka diketahui ada tiga wilayah homogen yang berbeda yaitu:

- Wilayah X : nilai bobot indeks <>

- Wilayah Y : nilai bobot indeks > 6,6

- Wilayah Z : nilai bobot indeks antara 5,6 – 6,6

· Hasil

o Yang termasuk dalam wilayah X = Wilayah D dan Wilayah G

o Yang termasuk dalam wilayah Y = Wilayah F dan Wilayah H

o Yang termasuk dalam wilayah Z = Wilayah A, Wilayah B, Wilayah C, Wilayah E dan Wilayah I

2. Pewilayahan Wilayah Fungsional

* Wilayah fungsional lebih menekankan pada arus hubungan dengan titik pusat

* Dalam menentukan pewilayahan fungsional dapat melalui dua pendekatan, yaitu

a. Analisis aliran barang, menekankan pada apa yang orang kerjakan

b. Analisis grafitasi, berdasarkan pada observasi teoritis tentang apa yang mungkin orang lakukan

* Dalam analisis aliran barang penentuan wilayah fungsional dilihat berdasarkan pada arah dan intensitas aliran barang / orang antara wilayah pusat dengan wilayah sekitarnya. Aliran barang lebih intensif di wilayah yang dekat dengan titik pusat